Retret adalah hal yang biasa kita lakukan, dan kita semua mengerti
arti dan maksud retret. Secara ringkas kita mengerti retret adalah suatu
persiapan jiwa, diri dan batin, dimana kita diajak menyadari diri kita
dengan lebih baik, dalam, luas dan intens, tetapi dalam konteks dimana
kita menemukan diri kita di tengah realita dan kenyataan hidup kita
sendiri. Berarti kenyataan duniawi dan manusiawi.
Kita baru sungguh beriman kalau kita dengan penuh kesadaran menempatkan diri atau menemukan diri dalam realita hidup dan itu berarti saat untuk menemukan pusat hidup kita. Karena itu retret mestinya menjadi suatu pengalaman hidup yang menyeluruh, karena disana kita sadar mengenai diri kita dan seluruh problematikanya. Oleh karena itu ciri khas dari retret ialah bahwa disitu kita bisa menghayati hidup sebagai keseluruhan, maka jangan menjadi sesuatu yang intelektual belaka, berpikir semata. Tetapi justru multi dimensi yang mencakup seluruh dimensi hidup : pikiran, akal budi, perasaan, hati dan keputusan kehendak.
Dengan kata lain, untuk dapat retret kita harus mempunyai kesasadaran diri. Untuk itu sungguh membutuhkan suatu kedewasaan pribadi dan kedewasaan rohani. Dua hal yang harus diperhatikan :
1). Keunikan kita:Kita baru sungguh beriman kalau kita dengan penuh kesadaran menempatkan diri atau menemukan diri dalam realita hidup dan itu berarti saat untuk menemukan pusat hidup kita. Karena itu retret mestinya menjadi suatu pengalaman hidup yang menyeluruh, karena disana kita sadar mengenai diri kita dan seluruh problematikanya. Oleh karena itu ciri khas dari retret ialah bahwa disitu kita bisa menghayati hidup sebagai keseluruhan, maka jangan menjadi sesuatu yang intelektual belaka, berpikir semata. Tetapi justru multi dimensi yang mencakup seluruh dimensi hidup : pikiran, akal budi, perasaan, hati dan keputusan kehendak.
Dengan kata lain, untuk dapat retret kita harus mempunyai kesasadaran diri. Untuk itu sungguh membutuhkan suatu kedewasaan pribadi dan kedewasaan rohani. Dua hal yang harus diperhatikan :
- Apa yang menjadi panggilan kita?
- Apa yang diminta dari kita?
- Apa sumbangan yang kita berikan?
- Apa yang harus kita buat?
- hubungan dengan diri kita sendiri.
- hubungan dengan orang lain.
- hubunganku dengan Tuhan.
Hal pokok yang mungkin lebih praktis ialah bahwa kita mesti menciptakan, mencari suasana hening dan tenang. Keheningan dan ketenangan yang mau mendengarkan, memperhatikan serta memandang “Dia yang mereka tikam” tanpa mau diganggu. Saat hening yang membantu kita untuk pembatinan demi perkembangan hidup rohani kita, berarti :
- Saat untuk menanti dan merindukan Roh Kudus.
- Saat untuk merenungkan, mencecap tindakan, karya Tuhan dalam diri kita.
- Saat untuk mengumpulkan dari kedalaman hati dan roti kehidupan.
- Saat untuk bekerja sama dengan Allah Tritunggal demi pertumbuhan kesatuan kita dengan ciptaan.
- Saat untuk menanti apa yang dianggap baik bagi Tuhan demi perkembangan-kemajuan diri kita maupun kemajuan komunitas kita.
Penulis
adsregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar